Dalam peninjauan itu, pemerintah memfokuskan perhatian pada ketersediaan bahan bakar minyak (BBM), LPG, serta kondisi infrastruktur kelistrikan yang sempat terganggu akibat banjir dan longsor. Bahlil mengatakan, distribusi energi menjadi salah satu prioritas utama dalam masa tanggap darurat.
“Prioritas kami menjaga kelancaran distribusi energi dan mempercepat pemulihan kelistrikan di wilayah terdampak,” ujar Bahlil kepada media ini, Minggu, (14/12/2025).
Berdasarkan laporan terakhir per Sabtu, (13/12/2025), banjir dan longsor di Sumatra Utara sempat menyebabkan pemadaman listrik terhadap 554.048 pelanggan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 543.037 pelanggan telah kembali menikmati aliran listrik. Sementara 1.011 pelanggan lainnya masih mengalami pemadaman karena keterbatasan akses menuju lokasi perbaikan.
Bahlil menjelaskan, proses pemulihan sebelumnya sempat menunjukkan perkembangan positif di seluruh kecamatan. Namun, curah hujan yang masih tinggi memicu longsor susulan yang kembali merusak jaringan listrik dan memutus sejumlah akses jalan menuju wilayah terdampak.
Kondisi itu membuat pemulihan di beberapa daerah harus dilakukan secara bertahap. Hingga Sabtu, (13/12/2025), tercatat tiga kabupaten belum sepenuhnya pulih. Di Kabupaten Tapanuli Tengah, aliran listrik telah kembali menyala di 209 dari 215 desa, sementara enam desa masih padam. Di Kabupaten Tapanuli Utara, listrik telah pulih di 389 dari 395 desa, dengan enam desa masih dalam penanganan. Sementara di Kabupaten Tapanuli Selatan, 206 dari 211 desa telah kembali dialiri listrik dan lima desa lainnya masih menunggu perbaikan.
Untuk pasokan BBM, kondisi distribusi di Sumatra Utara dilaporkan mulai membaik. Wilayah yang sebelumnya sempat terisolasi, seperti Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah, kini telah kembali dilayani SPBU, meski volume penyaluran belum sepenuhnya normal.
Di Kota Medan, distribusi BBM juga dilaporkan berangsur stabil dengan pasokan yang masih disuplai dari Fuel Terminal (FT) Sibolga. Namun, di sejumlah daerah lain, penyaluran masih menghadapi kendala akibat terputusnya jalur distribusi menuju terminal tersebut.
Wilayah yang masih mengalami keterbatasan suplai antara lain Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba, Tapanuli Selatan, Padang Sidempuan, Mandailing Natal, Padang Lawas, dan Padang Lawas Utara.
Untuk menjaga ketersediaan energi, pemerintah menerapkan skema alih suplai dari FT Sibolga ke sejumlah terminal lain, seperti Integrated Terminal (IT) Dumai, FT Siantar, dan IT Teluk Kabung. PT Pertamina Patra Niaga juga menyiapkan penambahan awak mobil tangki serta armada mobil tangki guna memperlancar distribusi dari FT Siantar dan IT Dumai ke wilayah terdampak.

Posting Komentar untuk "Pemulihan Energi Sumut Terkendala Akses Usai Banjir dan Longsor"